Jumat, 02 Oktober 2015

Pembentukan Kalimat Aktif menjadi Kalimat Pasif dalam Bahasa Melayu Manado

I. Latar Belakang
Sebagai lingua franca (bahasa pergaulan) penduduk provinsi Sulawesi Utara (kota Manado, kota Bitung, Kabupaten Minahasa dan sekitarnya), bahasa Melayu Manado dipandang memiliki keunikannya tersendiri. Selain memiliki kesamaan dengan dialek bahasa Melayu di beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah dan di Provinsi Gorontalo, bahasa Melayu Manado digunakan juga di Maluku Utara, Kalimantan Timur, Sorong (Papua) terutama di pemukiman di mana banyak orang asal Manado dan Minahasa tinggal. Sampai dengan tahun 2001, diperkirakan jumlah penutur sekitar 850.000 jiwa, hanya untuk penutur yang berada di Sulawesi Utara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_ Manado)
Jika hendak diruntut dari sejarah kebahasaannya, berdasarkan perbandingan leksikostatistik oleh Isidore Dyen, klasifikasi bahasa Melayu Manado dalam rumpun bahasa yang lebih besar, dapat ditunjukkan dalam diagram berikut ini (Keraf, 1983: 209) :
Rumpun Austronesia

Bahasa-bahasa Melayu Polinesia

Bahasa-bahasa Hesperonesia (Bahasa-bahasa Indonesia Barat)

Bahasa-bahasa Melayu

Bahasa-bahasa Melayu Maluku

Bahasa Melayu Manado

            Dalam perkembangan selanjutnya, bahasa Melayu Manado dan bahasa Indonesia serta bahasa-bahasa daerah lainnya saling mempengaruhi. Hal ini disebabkan oleh interaksi para penuturnya dalam pelbagai bidang dan pelbagai moda. Pengaruh itu dapat terjadi baik dalam kosakata, pembentukan kata maupun dalam pembentukan kalimat. Untuk mengetahui sampai sejauh mana saling pengaruh itu terjadi, sangat perlu diadakan penelitian untuk mengetahui, sekaligus mencari sifat atau ciri, morfologi atau sintaksis bahasa Melayu Manado (Karisoh-Najoan, 1981:4)
            Secara lebih khusus dalam bidang sintaksis, bagian yang perlu dikaji adalah pembentukan kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado. Dari bahasa-bahasa daerah yang lain, salah satu contoh penelitian kalimat pasif adalah tesis dari Tika Hatikah yang berjudul “Kalimat Pasif dalam Bahasa Sunda”. Tesis ini membahas secara luas dan mendalam deskripsi bentuk pasif bahasa Sunda yang meliputi pengklasifikasian bentuk verba pasif secara morfemik, sintatik dan semantik; deskripsi peran sintaktik dan fungsi kalimat pasif (Hatikah, 1998)
            Dari bahasa Melayu Manado sendiri, sampai sejauh ini belum ada penelitian sintaksis yang secara khusus membahas atau mengkaji kalimat atau bentuk pasifnya. Maka dari itu, makalah ini akan membahas atau mengkaji pembentukan kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado.


II. Permasalahan
            Secara umum, masalah yang dihadapi adalah masih kurang ditemukannya deskripisi analitis menurut kaidah-kaidah linguistik bahasa Melayu Manado, terutama dari segi sintaksisnya, terlebih khusus lagi dalam pembentukan kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Berdasarkan atas latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pembentukan kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado?
2.      Apa makna kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado?
3.      Apa saja fungsi pasif dalam bahasa Melayu Manado?
Ketiga masalah ini akan dikaji dan dibahas dengan terlebih dahulu mengemukakan landasan teori terutama yang berkaitan dengan kalimat pasif. Landasan teori tersebut kemudian akan dijadikan alat untuk menganalisa pembentukan, makna dan fungsi kalimat pasif bahasa Melayu Manado.


III. Landasan Teori
            Terminologi kalimat pasif pasti selalu dihubungkan dengan kalimat aktif, karena lazimnya, kalimat pasif dibentuk dari kalimat aktif. Namun tidak semua kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif. Kalimat aktif yang dapat diubah menjadi kalimat pasif adalah kalimat aktif yang fungsi predikatnya diisi oleh verba transitif, yaitu verba yang memiliki komponen makna tindakan dan sasaran atau hasil. Secara formal klausa atau kalimat yang predikatnya berupa verba transitif ini akan diikuti oleh sebuah objek, yang berperan sebagai sasaran maupun sebagai hasil tindakan (Chaer, 2009: 201)
            Ketika kalimat pasif dibentuk dengan mengubah objek menjadi subyek klausa pasif, dalam pemasifan tersebut subyek klausa aktif secara teoretis mengalami tiga kemungkinan:
1.      konstituen ajentif (pelaku) wajib hadir dalam klausa pasif;
2.      konstituen ajentif hadir secara opsional dalam klausa pasif (artinya dapat diadakan, dapat juga tidak);
3.      konstituen ajentif tidak dapat hadir dalam klausa pasif.
Dari ketiga kemungkinan ini, hanya poin 1 yang dikecualikan: tidak ada bahasa dengan pasif sedemikian rupa sehingga konstituen ajentif wajib hadir. Jadi berkaitan  dengan konstituen ajentif dalam klausa pasif, konstituen tersebut dapat diadakan secara opsional atau tidak dapat diadakan sama sekali (Verhaar, 1996: 224)
Yang menjadi ciri khas dalam bentuk kalimat pasif adalah frase verba-nya, dan frase verba pasif ditunjukkan dalam kasus yang paling sederhana dalam modifikasi verba transitif secara sintaksis dan morfologis. Secara lebih spesifik, frase verba pasif dalam suatu bahasa akan terdiri dari modifikasi morfologis yang ketat dari suatu kata kerja transitif dengan suatu kata kerja bantu tertentu pada konstruksi kalimat pasif (Shopen, 1985: 250-251).
Jika suatu kalimat pasif dibentuk dari suatu kalimat aktif, maka akan berlaku langkah-langkah sebagai berikut (Chaer, 2009: 202):
1.      memindahkan objek kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif;
2.      memindahkan subjek kalimat aktif menjadi objek kalimat pasif;
3.      mengubah bentuk verba dari berprefiks me- menjadi verba berprefiks di-;
4.      menempatkan preposisi oleh sebagai penanda pelaku secara opsional di antara predikat dan objek pelaku.
Sebagai catatan awal, dalam analisa makalah ini, akan ditemukan bahwa dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado tidak terdapat penggunaan preposisi oleh. Ini dikarenakan dalam bahasa Melayu Manado tidak diketemukan terjemahan yang definitif untuk kata bahasa Indonesia oleh.


IV. Metode Penelitian
            Sebagai metode penelitian terhadap kalimat pasif bahasa Melayu Manado dalam makalah ini adalah metode introspektif dan studi kepustakaan. Yang dimaksud dengan metode introspektif di sini adalah peneliti langsung mengakses bahasa sasaran penelitian melalui kompetensinya. Dalam hal ini metode introspektif lebih dapat dimanfaatkan oleh penutur bahasa yang sedang diteliti itu sendiri.
Sedangkan studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir,1993: 27).


V. Analisis Kalimat Pasif Bahasa Melayu Manado
            Untuk menjawab permasalahan dalam makalah ini, analisis terhadap kalimat pasif bahasa Melayu Manado difokuskan pada tiga aspek, yakni: bentuk, makna semantik dan fungsinya.
A. Bentuk pasif bahasa Melayu Manado
            Pada bagian analisa bentuk pasif bahasa Melayu Manado, terlebih dahulu akan dibahas bagaimana kalimat pasif dibentuk dari kalimat aktif. Setelah itu, terdapat dua klasifikasi yang akan dikaji dari bentuk pasif bahasa Melayu Manado, yakni klasifikasi morfemik dan klasifikasi sintetik.
1. Membentuk kalimat pasif dari kalimat aktif dalam bahasa Melayu Manado
            Kalimat aktif dalam bahasa Melayu Manado, secara umum dibentuk sama seperti membentuk kalimat aktif dalam bahasa Indonesia. Perbedaannya terletak pada imbuhan yang tersemat pada verbanya. Bahasa Melayu Manado mengenal imbuhan ba- dan mo - / ma - untuk verba kalimat aktifnya. Contohnya:
Tiap hari papa bacuci tu oto.
‘setiap hari ayah mencuci itu mobil’
Setiap hari ayah mencuci mobil itu.

Jika kalimat aktif tersebut diubah menjadi kalimat pasif, maka objek kalimat akan menjadi subyek, subyek akan menjadi pelakunya. Sementara itu, verba pasifnya tidak dikenai imbuhan atau awalan apapun dan karena tidak ada preposisi oleh dalam bahasa Melayu Manado, maka digunakan kata ada atau dapa, seperti contoh berikut:
            Tiap hari tu oto papa ada cuci .
            ‘setiap hari itu mobil ayah ada cuci’
            Setiap hari mobil itu dicuci oleh ayah

Contoh lain bagaimana kalimat pasif dibentuk dari kalimat aktif bahasa Melayu Manado adalah sebagai berikut:
            Aktif:
            Mama momasa tu sayur di dapur
            ‘mama memasak itu sayur di dapur’
            Ibu memasak sayur itu di dapur.

            Pasif:
            Tu sayur mama ada masa di dapur
            ‘sayur itu mama ada masak di dapur’
            Sayur itu dimasak oleh ibu di dapur.

2. Klasifikasi morfemik bentuk pasif bahasa Melayu Manado
            Secara morfemik, verba pasif berpelaku, dalam bahasa Melayu Manado tidak mendapatkan imbuhan atau afiksasi apapun. Sebagai ciri khas morfemisnya, di depan verba (pasif) akan didahului oleh kata ada atau dapa. Contohnya:
a.       Tu   roti papa ada makang
‘itu  roti  papa   ada  makan’
Kue itu dimakan oleh papa.

b.      Tu kertas  Pak Guru ada kase
‘itu kertas Pak Guru ada beri’
Kertas itu diberikan oleh Pak Guru.

c.       Tu anjing     pe    ekor mama dapa injang
‘itu anjing punya ekor mama dapat injak’
Ekor anjing itu diinjak oleh mama.

d.       Ngana kemarin kita dapa lia di stasiun.
‘kamu kemarin saya dapat lihat di stasiun’
Kemarin kamu saya lihat di stasiun.

Sedangkan untuk kalimat pasif tak berpelaku, verba pasif bahasa Melayu Manado biasanya akan diimbuhi oleh afiksasi ta-, selain didahului oleh kata ada atau bisa juga tanpa kata ada. Contohnya:
a.       Tu rumah ada tabakar tadi sore.
‘itu rumah ada terbakar tadi sore’
Rumah itu terbakar tadi sore.

b.      Kita tapalisi di dapur tadi pagi.
‘saya terpeleset di dapur tadi pagi’
Saya terpeleset di dapur tadi pagi

c.       Ngana pe oto ada tatabrak di sei.
‘kamu punya mobil ada tertabrak di (bagian) samping’
Mobilmu tertabrak di bagian samping.


3. Klasifikasi sintatik bentuk pasif bahasa Melayu Manado
            Secara sintaksis, struktur kalimat dalam bahasa Melayu Manado tidak berbeda jauh dengan kalimat aktifnya. Hanya saja, frase benda dan frase ganti yang menduduki tempat subjek pada kalimat pasif yang melakukan pekerjaan. Ciri utamanya, di depan kata kerja diletakkan kata dapa dan kata ada. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado, tidak terdapat kata preposisi oleh seperti dalam bahasa Indonesia. Analisis klasifikasi sintatik kalimat pasif bahasa Melayu Manado ini akan dikaji berdasarkan pelakunya, subjeknya dan predikatnya.
a. Bentuk pasif bahasa Melayu Manado berdasarkan pelakunya
            Dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado, pelaku selalu terletak sesudah subyek kalimat dan kemudian diikuti oleh kata ada atau dapa yang kemudian mengikuti verbanya. Contohnya:
1)      Tu surat oma ada baca.
‘itu surat oma ada baca’
Surat itu dibaca oleh oma.

2)      Tadi kita Susan dapa sekop.
‘tadi saya Susan dapat tendang’
Tadi saya ditendang oleh Susan.

3)      Tu pancuri polisi ada dapa tangka di kobong.
‘itu pencuri polisi ada dapat tangkap di kebun’
Pencuri itu ditangkap oleh polisi di kebun.


b. Bentuk pasif bahasa Melayu Manado berdasarkan subjeknya
            Subyek dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado selalu terletak di bagian awal kalimat dan biasanya akan diikuti oleh pelaku. Contohnya:
1)      Ngana kita pe papa ada cari.
‘kamu saya punya papa ada cari’
Kamu dicari oleh papa saya.

2)      Tu bola tasangko di pohon jambu.
‘itu bola tersangkut di pohon jambu.
Bola itu tersangkut di pohon jambu.

3)      Doni tukang ojek dapa tipu.
‘Doni tukang ojek dapat tipu’
Doni ditipu oleh tukang ojek.


c. Bentuk pasif bahasa Melayu Manado berdasarkan predikatnya
            Predikat atau verba (kata kerja) dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado selalu terletak di bagian akhir (belakang) kalimat dengan diawali kata ada atau dapa dan bisa juga diikuti oleh kata keterangan tempat atau waktu. Contohnya:
1)      Ngana Michael ada tunggu.
‘kamu Michael ada tunggu’
Kamu ditunggu oleh Michael.

2)      Tu sepatu kita pe adek dapa pake.
‘itu sepatu saya punya adik dapat pakai’
Sepatu itu dipakai oleh adik saya

3)      Kita      pe      gigi dokter ada priksa tadi pagi.
‘saya punya gigi dokter   ada  periksat tadi pagi’
Gigi saya diperiksa oleh dokter tadi pagi.


B. Makna semantik bentuk pasif bahasa Melayu Manado
            Secara semantik, kalimat pasif bahasa Melayu Manado dapat mengandung makna ketidaksengajaan atau tindakan yang dilakukan tanpa sengaja. Hal ini ditandai dengan diletakkannya kata dapa di depan verba atau dengan menambahkan afiksasi ta- untuk kalimat pasif tak berpelaku. Contohnya:
a.       Tu pinsil kita     pe      adek dapa ambe.
‘itu pensil saya punya adik dapat ambil’
Pensil itu (tanpa sengaja) diambil oleh adikku.

b.      Torang pe    rumah  oto   dapa tabrak.
‘kami punya rumah mobil dapat tabrak’
Rumah kami (tanpa sengaja) ditabrak oleh mobil.

c.       Rudi     pe     kepala tatoki    di pintu.
‘Rudi punya kepala terantuk di pintu’
Kepalanya Rudi (tanpa sengaja) terantuk di pintu.

d.      Tu kopi  deng   garang so tacampur.
‘itu kopi dengan garam sudah tercampur’
Kopi itu (tanpa sengaja) sudah tercampur dengan garam.


C. Fungsi Pasif dalam Bahasa Melayu Manado
            Seperti halnya bentuk kalimat pasif dalam bahasa-bahasa lainnya, kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado juga memiliki fungsinya sendiri. Pada bagian ini akan dibahas fungsi-fungsi utama kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado, yakni menyatakan aspek perfektif, mengedepankan penderita dan sebagai variasi berbahasa.
1. Menyatakan aspek perfektif
            Fungsi pertama kalimat pasif bahasa Melayu Manado yang hendak dikaji di sini adalah menyatakan aspek perfektif. Yang dimaksudkan di sini, kalimat pasif bahasa Melayu Manado berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu tindakan atau peristiwa sudah dilakukan atau sudah terjadi. Fungsi ini biasanya akan lebih ditegaskan dengan menambahkan kata so yang berarti ‘sudah’ di depan verba pasif yang didahului oleh kata dapa. Contohnya:
a.       Tu   pisang kita so  dapa pete tadi sore.
‘itu pisang saya sudah dapat petik tadi sore’
Pisang itu sudah saya petik tadi sore.

b.      Ngana pe adek so tajatung di parigi.
‘kamu punya adik sudah terjatuh di sumur’
Adikmu sudah terjatuh di sumur.

c.       Tu kursi mama ada beli.
‘itu kursi mama ada beli’
Kursi itu dibeli oleh mama.

2. Mengedepankan penderita
Dalam kalimat pasif, subyek selalu berposisi sebagai penderita. Kalimat pasif bahasa Melayu Manado memiliki fungsi untuk mengedepankan penderita dengan meletakkan subyek di bagian awal kalimat. Contohnya:
a.       Bona de    pe      papa ada usir dari rumah.
‘Bona dia punya ayah ada usir dari rumah’
Bona diusir oleh ayahnya dari rumah.

b.      Kita    pe        kaki tagate    kabel tv.
‘saya punya kaki tersangkut kabel tv’
Kaki saya tersangkut kabel tv.

c.       Tu anjing om Robby dapa tabrak.
‘itu anjing om Robby dapat tabrak’
Anjing itu ditabrak oleh om Robby.


3. Sebagai variasi atau alternatif berbahasa
            Penggunaan bahasa Melayu Manado sehari-hari lebih didominasi oleh kalimat aktif. Hal ini dikarenakan kalimat aktif dalam bahasa Melayu Manado lebih mudah untuk dikomposisikan dan dituturkan. Penggunaan kalimat pasif dalam bahasa Melayu Manado kemudian menjadi variasi atau alternatif, ketika yang menjadi tekanan adalah penderita dalam kalimat tersebut. Pertimbangan lainnya adalah ketika tekanan dalam kalimat tersbut terletak pada aspek perfektifnya. Contohnya:
a.       Tu gunting tante Syane ada pinjam.
‘itu gunting tante Syane ada pinjam’
Gunting itu dipinjam oleh tante Syane.
            Jika kalimat a di atas diubah menjadi aktif yakni ‘Tante Syane bapinjam tu gunting’ (‘Tante Syane meminjam gunting itu), maka tekanannya ada pada tante Syane dan bukan lagi pada gunting. Sehingga untuk menekankan ‘gunting’ yang dipinjam oleh ‘tante Syane’ pernyataan tersebut harus dibuat dalam kalimat pasif sebagai alternatif dari kalimat aktifnya.

b.      Betty so tapilih jadi kumtua.
‘Betty sudah terpilih jadi lurah’
Betty sudah terpilih jadi lurah
            Selain bahwa kalimat ini tak berpelaku sehingga tidak bisa diubah menjadi kalimat aktif, tekanan pada aspek perfektif atas ‘sudah terpilihnya’ Betty melalui bahasa Melayu Manado hanya bisa dibentuk atau dituturkan dalam bentuk pasif. Selain bahwa ikut menekankan subyek, tekanan pada verba perfektif ini menandakan bahwa kalimat pasif bahasa Melayu Manado menjadi alternatif atau variasi untuk menunjukkan atau menuturkan suatu peristiwa yang sudah terjadi.

VI. Kesimpulan
            Melalui penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembentukan kalimat pasif bahasa Melayu Manado dari kalimat aktifnya memiliki aturannya sendiri. Verba dalam kalimat pasif bahasa Melayu Manado tidak mendapat imbuhan, kecuali untuk kalimat pasif yang tak berpelaku; verbanya mendapat imbuhan ta-.Yang menjadi ciri khas utamanya adalah tiadanya preposisi serupa kata oleh seperti dalam bahasa Indonesia. Sebagai penanda kalimat pasif bahasa Melayu Manado, terdapat kata ada atau dapa yang diletakkan di depan atau sebelum verbanya.
            Selain itu, kalimat pasif bahasa Melayu Manado memiliki fungsi utamanya sebagai bentuk penekanan penderita dalam kalimat, penekanan pada aspek perfektif atas peristiwa atau kejadian yang sudah terjadi dan sebagai variasi atau alternatif berbahasa. Fungsi yang terakhir ini dimunculkan di tengah dominasi penggunaan kalimat aktif yang lebih banyak dituturkan oleh masyarakat penutur bahasa Melayu Manado.


Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Penerbit Rhineka Cipta.

Hatikah, Tika. 1998. Kalimat Pasif dalam Bahasa Sunda (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Karisoh-Najoan, J.A. 1981. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Melayu Manado. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kheraf, Gorys. 1991. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Pustaka.

Shopen, Timothy. 1985. Language Typology and Syntactic Description, Vol. I: Clause Structure. Cambridge: Cambridge University Press.

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar